Upacara Kesaktian Pancasila Dalam Mengenang Keganasan Pki Di Madiun

Kab Madiun - Pemberontakan partai komunis indonesia di negeri ini, tak lepas dari pemberontakan atau biasa dikenal dengan peristiwa madiun. Dimana saat itu, muso seorang tokoh pki, yang didukung menteri pertahanan saat itu, amir sjarifuddin, memproklamirkan negara soviet republik indonesia. Akibat peristiwa ini, ribuan warga madiun tewas dibantai, disiksa,  dan mayatnya di buang di desa kresek, kecamatan wungu, kabupaten madiun.

Untuk mengenang keganasan pki, minggu kemarin pada 1 oktober 2017, sejumlah pejabat di daerah kabupaten madiun, bertandang ke monumen kresek yang berada di desa kresek, kecamatan wungu, kabupaten madiun. Sebagai puncak kegiatan mengenang kegenasan pki pimpinan muso di madiun, sejumlah pejabat di lingkungan pemerintah kabupaten madiun, anggota tni polri, ormas, tokoh agama dan pelajar, menggelar upacara di halaman monumen kresek.

Disebutkan, pada era orde lama, peristiwa ini dinamakan peristiwa madiun. Di mana saat itu telah terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di madiun. Baik tokoh sipil, militer, masyarakat, dan agama. Mereka ditawan dan dibawa ke atas bukit, desa kresek, untuk dibunuh. Sementara mayatnya, ditumpuk dan dibuang di sebuah lubang, bahkan ada juga yang dibuang di sungai sekitar.

Sementara kekuatan pasukan pendukung musso, kocar kacir setelah digempur dari 2 arah. Dari barat oleh pasukan divisi ii di bawah pimpinan kolonel gatot subroto, serta pasukan dari divisi siliwangi. Sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari divisi i, di bawah pimpinan kolonel sungkono, dan pasukan mobiele brigade besar jawa timur, di bawah pimpinan m yasin. Muso sendiri, akhirnya ditangkap dan ditembak mati di ponorogo.

Selain melihat miniatur perjalanan keganasan pki, mereka juga mendapat penjelasan dari ahli sejarah tentang keganasan pki madiun 1948. Relief relief menggambarkan betapa ganasnya pki membantai habis habisan tokoh masyarkaat, pejabat, serta ulama di madiun.  Menurut bupati madiun, acara ini selalu digelar setiap tahunnya, pada tanggal 1 oktober, sebagai hari kesaktian pancasila. (Wachid Hasyim)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »