Keberadaan proyek sumur dalam di kelurahan banjarejo kecamatan taman kota madiun yang diharapkan dapat membantu petani untuk mengairi areal persawahan, namun sayang malah dianggap membebani. Pasalnya, setiap bulan kelompok tani harus rela merogoh kocek hingga 2 juta rupiah lebih hanya untuk membayar biaya beban listrik.
Ketua kelompok tani margo makmur maulan mengatakan, petani sebenarnya merasa sangat terbantu dengan adanya sumur dalam yang dianggarakan melalui dana alokasi khusus, dak tahun 2015-2016. Namun, setelah sumur dalam terpasang, biaya listrik dibebankan kepada petani. Padahal, biaya tersebut tidak pernah disosialisasikan sama sekali sebelumnya.
Proyek dinas pertanian dan ketahanan pangan, dpkp kota madiun tersebut dinilai salah perencanaan. Pasalnya infrastruktur untuk menyalurkan air dari sumber titik pompa sumur dalam ke area persawahan belum ada. Pemerintah kota madiun akan mencarikan solusi terkait keluhan petani tersebut.
Hingga saat ini, belum menemukan titik temu antara pemkot madiun dengan kelompok tani. Untuk diktehui, program sumur dalam pada tahun 2015 dan 2016 terdapat tujuh lokasi kelurahan yakni di kelurahan kanigoro, tawangrejo, rejomulyo, ngegong, banjarejo, manisrejo dan josenan. (Andhy Hertana)
EmoticonEmoticon